Motivasi di Sekitar Kita


Terkadang, kita sebagai manusia wajar mengalami yang namanya depresi, stres, malas, bingung, marah, lelah, letih, dan sebagainya. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh aktivitas yang padat, kurangnya hiburan, banyak tekanan dari orang lain, kurangnya motivasi, dan sebagainya. Namun, perlu diingat bahwa kita sebagai manusia tidak serta merta hanya bisa berhenti untuk beraktivitas dan begitu seterusnya, karena kita tahu bahwa aktivitas adalah sebagai bagian dari kebutuhan kita untuk bisa tetap hidup di dunia dan survive di lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu, untuk dapat mengatasi permasalahan yang berkenaan dengan masalah psikis ini diperlukan sebuah terapi jiwa. Terapi jiwa yang dimaksudkan adalah bagaimana kita membuat motivasi dan bagaimana kita memberikan dorongan – dorongan tertentu terhadap diri kita agar tidak lagi mengalami permasalahan – permasalahan dengan psikis.
Bagaimana cara yang bisa diterapkan dalam membuat motivasi dan memberikan dorongan – dorongan tertentu terhadap diri kita agar tidak mengalami masalah psikis?
Saya menemukan sebuah cara pandang terhadap suatu realitas (paradigma) tentang bagaimana memandang lingkungan yang ada di sekitar saya, yang setelah saya coba amati dan pahami dengan seksama dapat memberikan terapi jiwa. Cara pandang tersebut adalah bagaimana kita bisa memberikan sebuah makna positif terhadap realitas yang ada di sekitar kita dan kemudian mencoba mengambil hikmah darinya. Bisa disebut juga sebagai mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Untuk gambaran riilnya misalkan kita sedang ada masalah berkenaan dengan belajar, yaitu sering merasa bosan, malas, dsb. Kemudian ketika kita sedang dalam perjalanan menuju tempat belajar bertemu dengan orang – orang yang kurang mampu secara ekonomi sedang mengamen atau mengemis dan kita tahu bahwa orang tersebut secara kondisi fisik dan usia sama dengan kita. Kira – kira apa hikmah yang bisa diambil dari realitas di sekitar kita tersebut?
Ya, jika kita mau mengamati dengan jeli dan mencoba berpikiran positif terhadap realitas tersebut, maka bisa saja kita maknai realitas tersebut sebagai ‘pukulan’ terhadap diri kita agar mau menghadapi rasa malas, bosan, dsb dalam hal belajar. Pertama, dari realitas tersebut kita dapat belajar bahwa kita harus bersyukur dengan kondisi kita yang setidak – tidaknya jelas lebih beruntung dari mereka yang tidak bisa merasakan yang namanya bangku pendidikan karena mereka harus fokus terhadap kebutuhan makan, sedangkan kita untuk masalah makan masih bisa minta kepada orang tua dan tidak pula harus merasakan beratnya mencari makan. Kedua, dari realitas tersebut kita dapat belajar bahwa kita harus belajar lebih giat lagi agar kelak setidaknya dapat memberikan keturunan kita kesempatan yang sama seperti kita yaitu dapat merasakan juga yang namanya bangku pendidikan. Ketiga, dari realitas tersebut kita dapat belajar bahwa kita harus memiliki jiwa sosial yang tinggi dan harus bisa bermanfaat oleh orang lain dengan cara membantunya. Bagaimana cara bisa membantunya dengan baik dan bisa memberikan penyelesaian permasalahan baik ekonomi, pendidikan, dst tersebut? Jawaban tersebut bisa diperoleh ketika kita mau belajar dengan sungguh – sungguh dan konsisten.

Demikianlah hikmah yang sekiranya bisa saya contohkan untuk diambil pelajaran daripadanya. Bilamana mau di ambil hikmah yang lebih banyak, bisa saja dan silahkan untuk dikembangkan sendiri menyesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita masing – masing. Untuk itu marilah kita mencoba untuk lebih peka lagi terhadap realitas di sekitar kita agar kita bisa senantiasa mengambil pelajaran yang berharga dari sana untuk dijadikan sebagai motivasi diri. Tidak perlu kita harus pergi ke mall – mall atau tempat – tempat wisata yang menuntut biaya yang banyak supaya bisa memotivasi diri, karena seperti yang kita ketahui bahwa motivasi ada di sekitar kita.

Komentar